Kritik Duo DKI, Sutiyoso : Tak Perlu Permalukan Anak Buah -->

Kritik Duo DKI, Sutiyoso : Tak Perlu Permalukan Anak Buah

Redaksi TNCMedia

Jakarta Weekly, Oce Satria -- Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso mengaprasiasi sekalaigus memberikan kritik atas aksi duo petinggi ibukota yang lagi kondang: Jokowi- Ahok yang belum seumur jaguang menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.


Terkait aksi Jokowi yang saban hari turun ke lapangan menemui warga dan melihat dari dekat kondisi masyarakat, Sutiyoso menganggap saat ini aksi tersebut sudah dirasa cukup. Karenanya ia berharap Jokowi segera membuat aksi nyata, mewujudkan janji-janji kampanye agar segera bisa dirasakan masyarakat.

"Menurut saya itu sudah cukup. Apa yang dicari masalahnya di Jakarta sudah diketahui, keadaan rakyatnya seperti apa," ujar Sutiyoso usai menghadiri acara Milad ke-100 Muhammadiyah di GBK, Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (18/11/2012).

Kendati demikian, Sutiyoso menegaskan bahwa saat ini belum bisa mengukur kinerja Jokowi. "Belum bisa kita ukur paling tidak sampai tahun depan," kata mantan Gubernur DKI tersebut. Namun ia memuji tindakan nyata Jokowi membagikan kartu Jakarta Sehat.
Kritikan berikut Bang Yos dialamatkan pada Wakil Gubernur Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Bang Yos menyoroti gaya kepemimpinan Ahok yang kurang elok yakni mempermalukan anak buah di depan umum. Hal ini terkait diunggahnya video Ahok memimpin rapat pembahasan anggaran. Bang Yos tidak sependapat dengan pihak yang setuju pada sikap Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang menunjukkan kemarahannya kepada bawahannya di depan umum. Sutiyoso menilai sikap itu tidak perlu ditunjukkan.

"Tidak perlu seperti itu," kata Sutiyoso usai menghadiri acara Milad ke-100 Muhammadiyah di GBK, Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (18/11/2012).

Dalam dalam militer, kata Bang Yos, sorang panglima tidak akan memenangkan peperangan tanpa ada anak buah di garis depan. Begitupun dalam pemerintahan, “ Yang di garis depan adalah para kepala dinas dan mereka harus dirangkul dengan baik," terangnya.

"Ada prinsip-prinsip. Jangan mempermalukan mereka di depan publik," ujarnya lagi. Ia memberi gambaran seorang kolonel bisa saja menampar anak buahnya, tapi bukan di depan orang banyak. Dalam dialog di Apa Kabar Indonesia Pagi TVOne, Bang Yos menyarankan tindakan transparansi tersebut sebaiknya dikemukakan di konperensi pers, sehingga para bawahannya tetap todak dipermalukan dan masyarakat mengetahui ikhwal proses yang terjadi.
Berbeda dengan Sutiyoso, Sekjen FITRA, Yuna Farhan justru menganjurkan gaya kepeminpinan seperti Ahok tersebut patut ditularakan dan ditiru seluruh kementerian

Dalami diskusi polemik Sindo Radio di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11/2012), Yuna mengatakan, "Selama ini pembahasan anggaran hanya eksekutif saja yang tahu."

Dengan diketahui publik seluruh proses anggaran, jajaran birokrat jadi tidak bisa lagi bermain mata mengubah anggaran. "Dia melakukan itu karena dia yakin," simpulnya. Yuna yakin Ahok sudah memulai kebiasaan transparansi itu sejak lama. Dan yang terpenting, "Dia memulai itu dari diri sendiri," katanya.
Editor: Oce Satria.
Dari berbagai sumber: Detik, Kompas, MetroTv, TvOne, Republika.