Vatikan Dukung Palestina, Amerika dan Israel Meradang -->

Vatikan Dukung Palestina, Amerika dan Israel Meradang

Redaksi TNCMedia

NEW YORK, Jakarta Weekly – Lebih dari dua pertiga suara dari 193 anggota PBB dalam Sidang majelis Umum menyetujui Palestina sebagai negara pemantau non anggota. Sebanyak 138 negara mendukung proposal keanggotaan yang diajukan Palestina, 41 negara menyatakan abstain dan 9 negara menolak. 9 Negara yg vote "no" thdp Palestina: AS, Israel, Canada,the Czech, Marshall Islands, Micronesia, Nauru, Palau & Panama.


Dengan status negara pemantau non-anggota, Palestina akan lebih mudah bergabung dalam organisasi-organisasi PBB. Dampak positifnya adalah semakin menaiknya upaya peningkatan keikutsertaan Palestina dalam aktivitas organisasi-organisasi PBB yang akan berdampak bagi kesejahteraan rakyatnya. Palestina juga dengan sendirinya dapat terlibat dalam perjanjian-perjanjian internasional.


Hasil Sidang Majelis Umum PBB ini menjadi pukulan kekalahan bagi diplomasi Amerika Serikat dan Israel. "Resolusi yang kontraproduktif yang terjadi hari ini memberikan halangan baru atas upaya perdamaian," demikian gerutu Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice, Kamis sore waktu AS atau Jumat (30/11/2012) waktu Indonesia seperti diberitakan Associated Press.

Bahkan Perdana Menteri Israel Benjamain Netanyahu menyatakan keputusan tersebut melanggar kesepakatan-kesepakatan yang pernah disetujui antara Israel dengan Palestina di masa lalu. Israel tetap lebih suka dengan status Palestina sebagai entitas pemantau yang diwakili PLO.

Kekhawatiran Israel dan Amerika Serikat adalah, dengan status baru ini Palestina sangat mungkin masuk dalam Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Keanggotaan di ICC memudahkan Palestina mengambil tindakan terhadap Israel atas kejahatan mereka yang lalu dengan cara menuntut Israel sebagai penjahat perang atas serangan-serangan yang mereka lakukan terhadap Palestina. Palestina juga bisa mengupayakan pemenangan wilayah kekuasaan di tanah yang dipersengketakan antara kedua negara. Meski Presiden Mahmoud Abbas menampik kemungkinan tersebut tapi Israel tetap menaruh ketakutan.

Menlu Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton bahkan menganggap "Resolusi yang diakui itu amat disayangkan dan kontraproduktif. Hal ini melukai harapan untuk perdamaian dan menimbulkan hadangan baru," kata istri mantan presiden Clinton tersebut, seperti dikutip Associated Press.

Hillary tetap meyakini perdamaian Israel Palestina hanya bisa diupayakan dengan negosiasi langsung keduanya. Keyakinan Clinton ini seperti melupakan itikad buruk Israel sejak bertahun-tahun silam dalam soal perdamaian.

Dukungan Vatikan

Dukungan membanggakan datang dari Vatikan. Vatikan yang menyandang status yang sama memberikan suara pada Palestina. "Takhta Suci menyambut keputusan Majelis Umum PBB, karena Palestina sudah diberikan status pemantau non-negara,"

demikian pernyataan Vatikan, seperti dikutip Reuters.

Vatikan menginginkan status Yerusalem harus dijamin sebagai Kota Suci semua umat beragama dan itu harus dihormati. Isu ini sudah pernah dibahas bersama antara Vatikan dengan fraksi Fatah pada tahun 2000 lalu. Sementara Zionis Israel memandang Yerusalem sebagai ibu kotanya yang bersatu dan abadi sejak 1980 dengan demikian tidak memerlukan status khusus dari Internasional. (Oce Satria/ Reuters/ Associated Press)