MrJazsohanisharma

Dituduh Fans Fanatik Jokowi, Ini Pledoi Gunawan Mohamad


JAKARTAWEEKLY -- Wartawan senior, Gunawan Mohamad melontarkan cuitan terkait serangan pada Presiden Jokowi beberapa hari belakangan. Terakhir dalam sampul majalah Tempo yang menampilkan ilustrasi Jokowi dengan bayangan sang presiden berhidung panjang, mirip Pinokio.

"Orang banyak tahu, saya pendukung Pak @jokowi . Pendukung yang aktif. Tapi saya sedih menyaksikan sejumlah perbuatan yang membela @jokowi secara berlebihan. Termasuk dengan memfitnah para pengritik Presiden," tulis GM, panggilan akrabnya, dengan diakhiri tanda pagar #bela, Jumat (20/9/2019).


Dalam twit di hari yang sama GM mengatakan, yang dengan tulus menyayangi Jokowi tak akan membiarkan ia salah langkah.  Juga karena ada kepentingan yang lebih besar: keselamatan dan kemajuan tanah air.

"Tempo pantas dikritik tiap kali ia bias atau keliru. Tapi ingat, pers tak sekuasa politisi di Senayan.  Apalagi di zaman ini. Di Senayan  wakil rakyat — dengan gaji besar meskipun malas —bisa membuat undang-undang yang mengatur kehidupan bangsa, meskipun tak adil," ungkapnya.

Sebagai mantan wartawan Tempo yg sudah lebih dari 10 tahun di luar kerja jurnalisme majalah itu, GM mengaku merasa bisa mengambil jarak.  "Tempo bisa keliru, bisa punya bias, tapi saya tahu dalam kritiknya tak terkandung sikap a priori anti Jokowi," tulisnya.

Ia menyayangkan cara orang mengkritik presiden. Mengritik presiden dengan membabibuta seperti Obor Rakyat tempo hari, kata GM, sama menyesatkannya dengan membelanya dengan membabibuta. "Semoga Pak Jokowi terlindung dari kedua versi fanatisme itu," lanjutnya, masih dengan tagar #bela.

Karena itu, GM menyebut, lebih baik ia menghindar dari politik dan politisi yang ditudingnya berlumur kepalsuan. "Lebih baik merapat ke dunia kesenian yang masih malu untuk tidak jujur.  "Misalnya. menyaksikan pameran foto," ujarnya.

Sementara itu jurnalis senior lainnya, Budiarto Shambazy menyentil perihal pameran buku yang diselenggarakan di Frankfurt, Jerman beberapa tahun lalu, di mana GM terlibat di dalamnya.

"Ada apa sih dgn pameran buku di Frankfurt bbrp thn lalu?" tanya Shambazy melalui akun Twitternya, Selasa (17/9/2019) lalu.

Orang pun kemudian melirik ke GM yang diketahui menjadi Ketua Komite Nasional pameran buku yang kemudian berbuntut masalah itu.

Acara pameran buku Frankfurt berlangsung di 4 kota Eropa pada 13-18 Oktober 2015. Acara tersebut diduga mengandung penyelewengan uang negara  yang dilaporkan oleh Direktur Government Against Corruption and Discrimination (GACD) Andar Situmorang ke KPK.

Dalam laporannya, Andar menuding Anies Baswedan, Mendikbud saat itu, terlibat dalam penyelewengan dana. Namun tudingan tersebut ditepis Goenawan Mohamad dengan menyatakan bahwa acara pameran buku internasional di Frankfurt tersebut merupakan program Mendikbud periode yang lalu, Muhammad Nuh. Bahkan, Goenawan menegaskan bahwa tudingan penyelewangan dana tersebut seharusnya ditujukan kepada dirinya selaku Ketua Komite Nasional pameran buku di Frankfurt 13-18 Oktober 2015 lalu.

"Saya adalah Ketua Komite Nasional untuk acara besar selama 2014-2015 di Frankfurt, Leipzig, Bologna, dan London itu. Maka jika ada yang perlu dilaporkan ke KPK, itu adalah saya, bukan Anies Baswedan," tulis Goenawan di akun Facebook miliknya, Jumat 10 Maret 2017.(Oce)
TNCMedia

Dukung editor dan penulis situsweb ini via Bank Rakyat Indonesia (BRI) No Rek: 701001002365501 atau ke BRI No Rek: - 109801026985507 Kontak: 082113030454

Lebih baru Lebih lama