Catatan Marketer: Oleh Oleh -->

Catatan Marketer: Oleh Oleh

Redaksi TNCMedia




Catatan: All Amin
Salesman, Marketer, Entrepreneur

DULU, setiap pulang mengunjungi daerah-daerah, saya suka membeli oleh-oleh khas daerah tersebut. 

Yang paling sering kopi. Ketika ke Makasar, beli kopi toraja. Di Banda Aceh, kopi ulee kareng. Dari Lampung, ya kopi lampung. Kalau ke Bali, tak lupa kopi kintamani.

Dulu. Satu dasawarsa silam. Ketika internet belum semurah sekarang. 

Kini kalau mau minum kopi-kopi single origin tersebut, tinggal nongkrong di coffee shop di Jakarta. Semua kopi dari berbagai daerah tersedia. Mulai dari kopi aceh gayo sampai kopi papua. Original.




Dulu kopi-kopi itu untuk koleksi. Dipajang berjejer, dan diberi merek sesuai daerah asal. Guna menyahihkan kunjungan. Tapi, kini tak berguna lagi koleksi itu. Semua kopi-kopi itu sudah dekat. Tinggal masuk ke supermarket. Dalam satu lorong terpajang lengkap. Tinggal dipilih.

Produk oleh-oleh lain pun demikian. Kini sudah campur-baur. Oleh-oleh yang selama ini dikenal khas dari suatu daerah,  sudah dijual di tempat lain. Mudah didapat. Produknya sama. 

Tidak perlu lagi ke Jogja untuk mendapatkan bapia pathok. Atau tidak mesti ke Bali untuk membeli pie susu. 

Tak harus Palembang kalau mau makan pempek. Hampir semua toko kue di Jakarta menjual lapis surabaya. Durian medan sudah dijajakan di media sosial. Bahkan bisa diantarkan ke rumah.

Coba perhatikan toko oleh-oleh. Di  rest area sepanjang tol Cipularang, camilan yang dijual bukan cuma oleh-oleh khas Bandung. Keripik apel dari Malang ada. Wingko babat pun ada. Di bandara Sultan Hasanudin Makassar, banyak dijual klapertaart ala Manado. Bandeng duri lunak, yang identik kota Semarang, dijual di toko-toko di Bandara Juanda, Surabaya. 

Apalagi di Bali, lebih komplet lagi. Masuk saja ke toko oleh-oleh di Bali. Banyak sekali ragam cemilan yang dijual di situ. Brownies, bagelen, sampai madu flores, ada. 

Kini kalau mau makan keripik balado tidak mesti ke Padang. Di swalayan di Jakarta banyak yang jual.

Itulah di antara alasan mengapa saya memilih jualan dodol garut. Produk ini sudah lama dikenal sebagai oleh-oleh khas Jawa Barat. Sudah melegenda. Namanya sudah kemana-mana. Tapi, produknya tampak belum bergerak jauh dari kandangnya. 

Di era borderless seperti sekarang, sebaiknya dodol garut datang mendekati konsumen yang sudah lama mengenalnya. Orang Pontianak, Kendari, Ambon tidak mesti ke Bandung untuk mendapatkan dodol garut. 

Sambil jalan-jalan santai di mal di kota-kota mereka, tersedia dodol garut di rak-rak swalayan di kota-kota tersebut. Dodol Garut Pasundan. Bisa dibeli dengan mudah.

Bagi kawan-kawan. Terutama yang tinggal di kota-kota destinasi wisata, seperti Denpasar, Makasar, Bandung, Bogor, Semarang, Malang, Solo, Jogja, --- kota-kota besar seperti Surabaya, Medan, Balikpapan, Pekanbaru, Palembang, dan lain-lain -- bolehlah kita berdiskusi. Barangkali pandangan kita sama, dalam melihat peluang bisnis ini. Jualan camilan. Mengolah oleh-oleh. Come to joint us.

Salam
All Amin
Salesman, Marketer, Entrepreneur