MrJazsohanisharma

CIA Minta Maaf, Akui Osama bin Laden Tak Bersalah




TheJakartaWeekly — Badan Intelijen Pusat Amerika CIA (Central Intelligence Agency) akhirnya mengakui bahwa mereka  secara keliru telah menuduh Osama bin Laden menjadi otak di balik serangan 9 September.

Dilansir dari The Onion dalam artikel berjudul "CIA Issues Posthumous Apology After New Evidence Clears Osama Bin Laden Of Involvement In 9/11 Attacks", Direktur CIA Gina Haspel mengeluarkan permintaan maaf pada peringatan 9/11 September lalu. 

Ia mengungkapkan permintaan maaf kepada keluarga Osama bin Laden dengan mengingat bukti baru yang secara meyakinkan membersihkan mantan pemimpin Al Qaeda itu atas tuduhan keterlibatan apa pun dalam serangan 9/11. 

"Badan Intelijen Pusat AS menyampaikan permintaan maafnya yang paling tulus dan tulus tidak hanya kepada Tuan bin Laden, tetapi juga kepada keluarga yang sedang berduka dan banyak teman yang berdiri di sisinya," kata Haspel dengan nada emosional.

Pernyataan itu mengakui untuk pertama kalinya bahwa CIA mendasarkan seluruh penyelidikan 9/11 pada kesaksian seorang saksi mata tunggal yang dapat dipercaya yang kemudian mengundurkan diri. 

“Organisasi kami bertindak dengan tergesa-gesa dan tanpa pengetahuan penuh, dan dengan melakukan hal itu, merenggut nyawa seorang suami, ayah, pengusaha, dan pemimpin komunitas (Al Qaeda) yang sangat efektif. Kami memahami bahwa tidak ada yang dapat kami lakukan atau katakan akan mengembalikan Osama, tetapi kami berharap keluarga bin Laden akan menerima ganti rugi $18 juta sebagai pengakuan atas rasa sakit dan penderitaan mereka. Tidak ada yang pantas untuk menanggung apa yang telah Anda lalui,” ucap Haspel.

Lebih lanjut ia mengkonfirmasi bahwa CIA sekarang beroperasi dengan asumsi bahwa Zacarias Moussaoui bertindak sendiri dalam melakukan peristiwa 9/11.

Serangan 11 September atau serangan 9/11 adalah serangkaian empat serangan bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan Washington, DC pada 11 September 2001. 

Pada pagi itu, 19 pembajak dari yang oleh Amerika dituduh berasal dari kelompok militan Islam, Al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City; kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam. Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. 




Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington DC. 

Menurut laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini.

Berangkat dari tragedi itu sejumlah pejabat industri militer negara itu berkumpul bersama mendiskusikan penguatan aliansi pertahanan senjata dan kepesawatan.

"Di tengah tragedi yang mengerikan itu, kami tahu kami harus bergabung bersama untuk satu tujuan," kata CEO Boeing, Dennis Muilenburg, menceritakan hari-hari setelah serangan 11 September di mana produsen senjata dan angkatan bersenjata negara memperkuat sebuah aliansi untuk melanjutkan penyebab intervensi militer di seluruh dunia. 

“Kami tahu akan ada masa-masa sulit di depan, tetapi kami bekerja berdampingan untuk mengadvokasi doktrin perang yang agresif dan secara besar-besaran meningkatkan pengeluaran pertahanan. Ini adalah penghiburan kecil, tetapi sebuah tragedi yang belum pernah terjadi sebelumnya membuat kompleks industri-militer lebih dekat bersama dan tak terhindarkan membuat kami lebih kuat dari sebelumnya," paparnya.

Muilenburg mengatakan kepada wartawan bahwa kompleks industri-militer negara itu bersatu sekali lagi untuk menciptakan kontrak pertahanan baru sekitar kemungkinan respons militer AS terhadap program nuklir Korea Utara.

Sementara itu Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Jeh Johnson dalam peringatan Serangan   9/11 mengatakan bahwa Amerika saat ini dan ke depan sedikit lebih aman dari ancaman dari kelompok AlQaeda atau pun ISIS l.

"Percayalah pada kami, ketika 9/11 berputar lagi tahun depan tingkat ancaman akan menembus atap, tetapi kita harus baik-baik saja hari ini. Jika Anda akan khawatir tentang apa pun, itu akan menjadi 2-0 besar yang muncul pada tahun 2021. " kata Johnson. 


Israel di Balik 9/11

Dilansir dari Sputniknews, Profesor Kees van der Pijl dari Sussex University Inggris membuat pernyataan bahwa Israel berada di balik seramgan 9/11.

Profesor  ini juga berbagi artikel ke platform teori konspirasi Wiki Spooks, menuduh pemerintah Israel mengatur serangan 11 September dengan bantuan dari Zionis di pemerintah AS. Profesor Keefls menjabat sebagai kepala departemen hubungan internasional di kampus itu.


Profesor Kees van der Pijl.[Dailymail.co.uk]

 
Artikel yang sama dikutip oleh Pendeta Gereja Inggris Dr Stephen Sizer pada 2015, di Holocaust Memorial dan dipaksa untuk meminta maaf atas komentarnya.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, Van der Pijl sekarang tinggal di Amsterdam dan telah dianugerahi gelar emeritus pada 2012, gelar kehormatan yang diberikan kepada pensiunan akademisi yang memungkinkan mereka untuk tetap menyebut diri mereka profesor. (*)


Sumber: The Onion, Thesputniknews, dailymail, wikipedia
Editor:  Oce Satria
 
TNCMedia

Dukung editor dan penulis via Bank Rakyat Indonesia (BRI) No Rek: 701001002365501 atau BRI No Rek: - 109801026985507

Lebih baru Lebih lama