TheJakartaWeekly - Mantan Sekretatis Kementerian BUMN dan Komisaris PT Bukit Asam Tbk, Muhammad mengaku punya "cerita menarik" terkait Rini Sumarno, mantan Meneg BUMN. Cerita itu katanya, seputar kenapa dirinya diberhentikan Rini darI Bukit Asam.
Lewat cuitannya di akun Twitternya @msaid_didu, Kamis (5/12/2019) pukul 23.35 WIB, pria yang menasbihkan dirinya sebagai "manusia merdeka" ini menyebut perihal alasan pencopotannya oleh Rini. Namun ia menolak menceritakan kisah sebenarnya.
"Kasus Dirut Garuda, mulai membuka kenapa Menteri BUMN Bu Rini dulu menyatakan tdk sejalan dg saya shg harus diberhentikan.
Sebenarnya ada cerita "menarik" knp saya diberhentikan, tapi akan heboh jika saya buka. Sbg etika profesional, cerita itu tdk akan saya buka ke publik" tulisnya.
.
Namun reaksi netizen sebagian besar menyayangkan Said Didu yang enggan membuka tabir terkait Rini Sumarno.
"#ManusiaMerdeka itu bebas dri belenggu, tdk terikat, pun etika profesional skalipun," komentar salah seorang netizen.
Netizen lain ikut menertawakan dan menantang Said Didu suapaya berani.
"Salam kenal. Bila memang tidak berniat membuka atas dasar etika profesional, tidak perlu membuat tweet postingan yang seperti ini.
Kalau memang gak hoax dan tujuannya baik untuk bangsa, kenapa gak diceritakan saja," tantang komentator lainnya.
Sekelumit perjalanan karir Said Didu
Said Didu terakhir diketahui tercatat
sebagai pegawai negeri sipil atau PNS di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT.
Namun pada hari Senin, 13 Mei 2019 ia berhenti setelah pengajuan pensiun dininya mendapat restu dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT.
Said Didu juga menjabat sebagai Komisaris PT Bukit Asam Tbk. Namun, pada pengujung 2018 lalu, jabatannya di Bukit Asam dicopot Menteri BUMN Rini Soemarno.
Saat itu, Said Didu menyebut, alasan pencopotannya ialah lantaran ia dianggap sudah tak sejalan dengan pemegang saham Dwi Warna, perusahaan yang sahamnya sebagian besar milik BUMN.
Said Didu dikenal kritis kepada pemerintah. Bahkan di masa Pilres 2019 lalu ia kerap melontarkan kritik keras pada pemerintah
Pria kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan 2 Mei 1962, ini kerap melemparkan kritik kepada pemerintah. Dalam berbagai kesempatan menjelang pemilihan presiden April lalu, Said Didu menyinggung adanya penyalahgunaan kekuasaan alat negara untuk kepentingan politik.
Ia merujuk soal perayaan HUT ke-21 BUMN. Said Didu memandang acara ini merupakan ajang kampanye terselubung untuk meraup balon suara calon presiden inkumben, Jokowi. Menurutnya, pegawai sejawatnya di pemerintahan digerakkan untuk mendukung Jokowi.
Lulusan S-1 dari Institut Pertanian Bogor atau IPB jurusan Teknik Industri mulai.masuk pemerintahan sejak 1985, Said Didu tercatat sebagai pegawai BPPT dengan titel perekayasa pada usia ke-23.
Sukses di BPPT, Said Didu lalu didapuk menjadi Sekretaris Kementerian BUMN dengan golongan eselon I pada 2005. Kursi kedua di BUMN itu ia jabat selama 5 tahun hingga 2010.
Empat tahun kemudian, ia melompat lintas kementerian ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Tepatnya pada 2014 hingga 2016, Said Didu dipinang menjadi staf khusus Menteri ESDM.
Tak hanya moncer di BPPT, Kementerian BUMN, dan ESDM, Said Didu juga sempat terpilih sebagai anggota MPR.
Pengalaman organisasinya pun terbilang kuat lantaran ia pernah ditugasi duduk di jabatan strategis untuk Persatuan Insinyur Indonesia atau PII, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia atau ICMI Pusat, dan Himpunan Alumni IPB. (*)
(Oce Satria)