TheJakartaWeekly, Jakarta - Loyalis bakal calon Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menuduh Airlangga Hartarto telah menggunakan anggaran rumah tangga partai secara keliru untuk kepentingannya di Musyawarah Nasional Golkar.
Tudingan itu disampaikan juru bicara tim sukses Bambang Soesatyo, Victus Murin.
Airlangga, kata Murin, telah membolak-balik ART Partai Golkar. Ia dianggap sengaja seenaknya menafsirkan bahwa tahap penjaringan, pencalonan, dan pemilihan ketum dilakukan dengan cara berbeda dari ketentuan aslinya.
Yang benar, menurut Murin, ART Pasal 50 Ayat 1 menyatakan bahwa pemilihan ketua umum dipilih secara langsung di Munas, tanpa ada embel-embel harus mendapat dukungan tertulis.
Sementara Airlangga dan timnya ingin pada tahap penjaringan calon, seseorang dianggap memenuhi syarat bila mendapat dukungan tertulis dari 30 persen pemilik suara.
Lagi pula rapat pleno menjelang Munas Partai Golkar yang dipimpin oleh Ketum Golkar Airlangga Hartarto dianggap tidak membahas materi munas. Viktus Murin, menilai kubu Airlangga melakukan perbuatan melawan hukum.
“Panitia pengarah telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Anggaran Dasar pasal 12, dengan menafsirkan secara sembarangan substansi pasal 12 sebagaimana telah diatur dalam Bab V tentang Struktur dan Kepengurusan. Apabila tafsir yang sembarangan itu tetap digunakan dalam pemilihan ketua umum pada forum Munas, maka hal tersebut dikategorikan sebagai tindakan dan atau perbuatan yang tidak bertanggung jawab secara hukum,” papar Murin dalam konferensi pers di Batik Kuning, Kompleks SCBD, Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Kubu Bamsoet menuding panitia pengarah telah melampaui kewenangan yang diberikan Anggaran Dasar.
Karena itu ia mengancam akan melakukan perlawanan hukum terhadap kubu Airlangga.
Pihaknya memberikan waktu pada kubu Airlangga hingga waktu digelarnya munas. Murin menunggu iktikad baik kubu Airlangga.
“Bentuk perlawanan itu kan kita bisa tempuh jalur-jalur hukum, kalau di politik ya kita bisa ke mahkamah partai. Dengan catatan, mahkamah partai pun berwibawa, tidak berpihak pada kubu Airlangga yang masih berkuasa. Kemudian kita juga bisa menempuh gugatan hukum ke pengadilan kalau itu terjadi,” katanya. (Oce Satria)
Tags:
politik