TheJakartaWeekly-- Presiden Joko Widodo mengingatkan para bawahannya soal kebijakan perberasan nasional. Ia minta penumpukan stok beras harus jauh-jauh hari dipikirkan.
Wanti-wanti itu disampaikan Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas tentang Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/12/2019) yang dihadiri Wakil Presiden Maruf Amin.
"Penumpukan stok beras yang tidak tersalurkan harus jauh-jauh hari harus kita pikirkan dan diputuskan. Disamping meningkatkan biaya perawatan juga akan berpotensi menurunkan mutu dari beras yang ada," kata Jokowi.
Ia meminta agar manajemen pengelolaan cadangan beras pemerintah dibenahi.
Jokowi juga meminta regulasi dan manajemennya segera diselesaikan dan dibereskan agar tidak menjadi beban bagi Badan Urusan Logistik (Bulog).
LIHAT JUGA
Jokowi mengaku ingin melihat dari sisi ketersediaan produksi beras dalam negeri yang diharapkan data produksi beras betul-betul riil dan terkonsolidasi. Misalnya, terkait dengan data luas bahan baku golongan sawah.
Sehingga, menurut dia, pemerintah betul-betul memiliki sebuah pegangan data yang kuat dalam setiap mengambil keputusan. Juga perlu langkah-langkah koreksi dan langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan.
Mengenai manajemen logistik perberasan, Jokowi mengingatkan, bahwa produksi beras tidak merata di seluruh wilayah tanah air. Setiap Bulog ada yang surplus tapi juga ada yang defisit, sehingga aspek ketersediaan menjadi hal yang sangat penting. Juga keterjangkauan pasokan juga sangat penting.
"Saya melihat kuncinya adalah efisiensi dan kehandalan dalam manajemen logistik kita," tandas Jokowi seperti dilansir dari laman Setkab.
Kapolri Idham Azis dan sejumlah menteri hadir dalam rapat terbatas itu, termasuk Kepala Bulog Budi Waseso.
Editor: Oce Satria