MrJazsohanisharma

Namanya Masuk Daftar Teroris, Din Syamsuddin Tuding Permainan Intelijen



THEJAKARTAWEEKLY -- Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin menuding pemberitaan yang menyebut dia termasuk dalam daftar 119 teroris dunia sebagai permainan intelijen.

Pria kelahiran Sumbawa 31 Agustus 1958 itu memberikan tanggapan. "Itu lagu lama, berita pada 2014. Patut diduga itu permainan intelijen yang mengembangkan dan selalu mengembangkannya," kata Din seperti dikutip JPNN, Sabtu (26/10/2019).

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015 itu mengatakan berita tersebut sudah basi dan tidak terbukti.

"Jelas itu skenario character assasination (pembunuhan karakter) terhadap para tokoh Islam di dunia," tutur Din.

"Tidak usah digubris. Itu ibarat maling teriak maling. Kepada yang menuduh dan menyebarkan fitnah maafkan saja," imbuh alumnus University of California itu.

"Kepada mereka, saya berterima kasih karena sudah memberi peluang pahala. Urusannya dengan Allah. Biarlah mereka mempertanggungjawabkannya di akhirat," pungkas Din Syamsuddin.

April lalu, seperti dilansir viva.co.id, Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi lewat cuitannya di twitter juga sempat menyebut hal serupa. Dalam cuitan itu, Burhanuddin mengatakan bahwa anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masuk ke Persyarikatan Muhammadiyah saat era Din Syamsuddin menjabat ketua umum di organisasi bentukan KH Ahmad Dahlan itu.

Namun Burhan meminta maaf setelah mendapat ancaman pelaporan ke polisi oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, terkait cuitannya.

Melalui akun twitternya, @BurhanMuhtadi menyampaikan permohonan maaf atas cuitan itu. Bahkan, ia langsung menjelaskan ke Din perihal pernyataan yang membuat eksponen Pemuda Muhammadiyah geram.

"Saya mohon maaf jika twit saya menyinggung beliau dan Muhammadiyah. Saya sudah jelaskan panjang lebar ke Kak Din. Tadi beliau WA ke saya. Kebetulan saya pas lagi di pesawat ke Malang. Setelah peluncuran buku saya selesai saya sudah jelaskan sekaligus minta maaf jika kurang berkenan," cuit Burhanuddin membalas akun twitter Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah @PPPemudaMu, Senin 1 April 2019.


Menyikapi permintaan maaf itu, Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Razikin, mengatakan pihaknya mengapresiasi sikap Burhanuddin tersebut. Permintaan maaf itu, diterima.

"Semoga menjadi pelajaran bagi siapapun agar berhati-hati mengeluarkan pernyataan ataupun bertindak," kata Razikin.

Pihaknya memahami, Burhanuddin juga adalah seorang peneliti. Maka Muhammadiyah mempersilahkan, bagi siapapun untuk melakukan penelitian di organisasi itu.

Namun yang jelas, kata Razikin, komitmen Persyarikatan Muhammadiyah terhadap tegaknya NKRI dan idiologi Pancasila, tidak perlu diragukan lagi.

Sebelumnya, organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah itu menganggap, Burhanuddin harus bisa memberikan klarifikasinya. Sebab bisa jadi tuduhan kader HTI masuk Muhammadiyah merusak nama baik ormas yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu.

"Apabila dalam waktu 1x24 jam saudara Burhanudin tidak mengklarifikasi dan menyebut siapa aktivis-aktivis HTI yang dimaksud, maka Burhanuddin akan mempertanggungjawabkan cuitannya ke ranah hukum. Karena jika tidak terbukti cuitan tersebut merusak nama besar ormas Muhammadiyah," kata Razikin.

Pernyataan Burhanuddin itu diunggah pada Minggu 31 Maret 2019 kemarin. Ketika itu, sedang membahas soal khilafah dan khalifah oleh Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin.

"Saya lupa ternyata di tulisan saya tentang The Quest for Hizbut Tahrir in Indonesia (h. 629-630) saya mencatat pada masa beliau jadi Ketum Muhammadiyah inilah masuk aktivis-aktivis HTI ke Muhammadiyah dan MUI," isi cuitan Burhanuddin.








TNCMedia

Dukung editor dan penulis situsweb ini via Bank Rakyat Indonesia (BRI) No Rek: 701001002365501 atau ke BRI No Rek: - 109801026985507 Kontak: 082113030454

Lebih baru Lebih lama